Selasa, 27 Juli 2010
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
Minggu, 21 Maret 2010
TIPS BAGI ORANG TUA DAN ANAK
Gaya Belajar Efektif
Oleh : Ibu Musyayaroh, S.Pd
Guru Kelas 5, SDI AL-MUFIDAH
Setiap orang pasti mempunyai cara atau
1. Belajar dengan kata-kata.
2. Belajar dengan pertanyaan.
Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan bermanfaat bila itu dilakukan dengan cara bermian dengan pertanyaan. Misalnya, kita memancing keinginan tahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan, hingga didapatkan hasil akhir atau kesimpulan.
3. Belajar dengan gambar.
4. Belajar dengan musik.
Detak irama, nyanyian, dan mungkin memainkan salah satu instrumen musik, atau selalu mendengarkan musik.
5. Belajar dengan bergerak.
Gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara belajar yang menyenangkan. Mereka yang biasanya mudah memahami atau menyerap informasi dengan cara ini adalah kalangan penari, olahragawan. Jadi jika Anda termasuk kelompok yang aktif, tak salah mencoba belajar sambil tetap melakukan beragam aktivitas menyenangkan seperti menari atau berolahraga.
6. Belajar dengan bersosialisasi.
Bergabung dan membaur dengan orang lain adalah cara terbaik mendapat informasi dan belajar secara cepat. Dengan berkumpul, kita bisa menyerap berbagai informasi terbaru secara cepat dan mudah memahaminya. Dan biasanya, informasi yang didapat dengan cara ini, akan lebih lama terekam dalam ingatan.
7. Belajar dengan Kesendirian.
TIPS BAGI ORANG TUA DAN ANAK
Oleh : Herdi Sasmito
Guru Lab. Komputer
SDI AL-MUFIDAH
Bermain dan permainan dapat menjadi ajang pembelajaran anak. Permainan apa saja yang dapat mengasah kecerdasannya?
Selain menyenangkan, bermain merupakan cara anak mengenal dunia. Melalui permainan si kecil mempelajari suatu keterampilan atau sesuatu yang baru. Permainan di luar ruang yang aktif membantu meningkatkan koordinasi fisik anak. Permainan huruf mengembangkan kemampuan anak berbahasa. Permainan yang berkaitan dengan fantasi mengembangkan dunia imajiner si kecil yang diperlukan anak untuk menulis cerita saat ia bersekolah.
Berikut ini beberapa permainan (games) yang dapat mengasah berbagai aspek perkembangan si kecil.
1. Memory games
Permainan memori dapat mengasah daya ingat anak. Memiliki daya ingat yang baik mendukung kemudahan anak belajar. Anda dapat mulai mengasah daya ingat anak sedini mungkin.
Mengingat Benda dalam Nampan
(Anak usia 2 tahun ke atas)
Letakkan lima atau lebih benda pada nampan dan ajak anak memperhatikan benda-benda tersebut. Mintalah si kecil menutup matanya, lantas Anda sembunyikan satu benda yang ada di nampan. Minta anak membuka matanya dan tanyakan benda yang tidak ada pada nampan. Anda dapat pula melakukan permainan ini dengan menutup nampan dan memintanya menyebutkan benda-benda pada nampan yang sebelumnya telah dilihat dan diingatnya.
2 . Creative games
Permainan kreatif ini mengasah kemampuan si kecil untuk mengatasi berbagai masalah yang mungkin ditemuinya, sehingga ia tahu solusi untuk memecahkan masalah saat dibutuhkan.
Menyusun Balok
(Anak usia 2 tahun ke atas)
Ajak si kecil membuat rumah seperti rumahnya atau rumah yang diimpikannya menggunakan balok-balok kayu atau plastik. Biarkan imajinasinya berkembang untuk membuat bentuk apa pun.
Melipat, Menggunting dan Menempel
(Anak usia 4 tahun ke atas)
Gunakan kertas berwarna untuk membuat benda-benda. Misalnya, katak, burung atau anjing. Kemampuan melipat, yang merupakan keterampilan motorik halus anak pun terasah karenanya.
Dapat juga Anda mengajak si kecil menggunting kertas berwarna membentuk benda, misalnya jeruk atau mangga. Kemudian, tempelkan guntingan kertas itu pada buku atau selembar kertas.
3. Socialization games
Permainan sosialisasi melibatkan beberapa anak sebaya. Kegiatan ini mengembangkan kemampuan si kecil bersosialisasi. Lebih baik lagi bila permainan ini menuntut kerja sama.
Tangan Saling Tumpuk
(Anak usia 2 - 5 tahun)
Dapat dimainkan 5 -10 anak. Anak-anak duduk dalam satu lingkaran. Seorang anak mulai meletakkan kepalan tangan kanannya di tengah lingkaran, disusul kepalan tangan kanan anak lain yang diletakkan di atas kepalan tangan anak yang pertama, dan seterusnya.
Setelah semua kepalan tangan kanan tertumpuk, anak pertama meletakkan kepalan tangan kirinya di atas tumpukan kepalan tangan kanan yang terakhir. Penumpukan kepalan tangan kiri ini disusul anak lain hingga semua kepalan tangan kiri bertumpukan.
Setelah itu, kepalan tangan paling bawah berpindah ke atas, disusul tangan berikutnya. Perpindahan tangan dari bawah ke atas semakin lama semakin cepat. Dalam permainan ini tidak ada pihak yang menang atau kalah.
Bermain Kartu
(Anak usia 4 tahun)
Anda dapat menggunakan kartu bergambar khusus untuk anak-anak. Selain mengembangkan keterampilan sosial, karena anak dituntut berinteraksi dengan anak lain, kemampuan si kecil mengingat pun terlatih.
4. Observation games
Permainan observasi mengajar anak mengenali detail. Lihat baik-baik sebuah gambar dan dorong si kecil mengenal rincian gambar. Kemampuan ini dapat menjadi modal penting anak saat belajar mengenal huruf. Misalnya, ia mampu mengenal perbedaan huruf “b” dan “p”.
Mencari Perbedaan
(Anak usia 3 tahun ke atas)
Gambarlah dua gambar serupa dengan beberapa bagian berbeda. Minta si kecil melihat gambar tersebut dan cari apa atau bagian mana yang berbeda. Misalnya, gambar anak perempuan dengan pita rambut. Sedangkan gambar satunya tidak mengenakan pita.
Mengenali Objek
(Anak usia 2 tahun ke atas)
Buka satu halaman di buku cerita anak, dan minta anak mendeskripsikan objek di halaman yang dipilih Misalnya, gambar orang. Bantu anak dengan pertanyaan Anda. Misalnya, apa warna rambut orang tersebut, panjang-pendek rambut dan jenis kelaminnya.
5. Imaginative games
Semua anak menyukai permainan imajinatif, seperti bermain pura-pura. Permainan jenis ini memperkaya imajinasi anak dan merangsangnya berpikir kreatif.
Boneka tangan
(Anak usia 2 tahun ke atas)
Berceritalah dengan menggunakan boneka tangan. Mulai dengan cerita yang sudah dikenal anak. Setelah itu, minta anak mengulang cerita atau mengemukakan ceritanya sendiri menggunakan tokoh boneka tangan.
Bermain peran
(Anak usia 3 tahun ke atas)
Permainan yang satu ini bisa jadi sering dilakukan dan menyenangkan anak. Anda dapat terlibat dalam permainan menggunakan berbagai material sungguhan seperti kue kering untuk suguhan saat main tamu-tamuan, selimut untuk atap rumah, atau kursi untuk dinding rumah. Anda dan si kecil juga dapat bermain peran sesuai tokoh dalam film favoritnya.
6. Physical games
Selain menyenangkan, latihan fisik mengembangkan koordinasi anggota tubuh anak, badan si kecil fit dan sehat, membuat tidur si kecil lebih lelap, dan nafsu makannya lebih bagus.
“Ayo Melompat”
(Anak usia 2 tahun ke atas)
Jalan-jalanlah bersama anak di taman kompleks perumahan Anda. Mintalah anak melangkah beberapa kali, kemudian buat loncatan dua kali. Anda dapat meminta anak berlari dari satu pohon menuju Anda dalam hitungan sekian, tergantung jarak pohon ke tubuh Anda.
7. Alphabet games
Melalui permainan alfabet anak belajar mengenal huruf dan angka. Pengenalan awal ini bisa menjadi bekal pengetahuan dan mempermudah si kecil saat ia belajar huruf dan angka di sekolah.
Membuat Buku “Huruf” .
(Anak usia 3 tahun ke atas)
Gunakan halaman berbeda untuk setiap huruf dan letakkan gambar objek yang dimulai dengan huruf termaksud. Misalnya, hurup “A” untuk gambar apel atau huruf “H” untuk gambar harimau.
Menyambung Titik-Titik
(Anak usia 2,5 tahun ke atas)
Buat huruf dari titik-titik. Minta si kecil menyambungkan tiap titik. Tempelkan gambar objek yang di mulai dengan huruf tersebut. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak.
8. Singing games
Permainan bernyanyi ini menyenangkan. Kegiatan yang memunculkan irama dan lagu dapat memperkaya bank data kata-kata dan frase si kecil yang dapat digunakannya sewaktu-waktu ia perlukan. Dengan begitu, tanpa terasa, melalui bernyanyi anak belajar berbagai hal.
Menebak Kata
(Anak usia 2, 5 tahun ke atas)
Nyanyikan lagu anak yang dikenalnya, kemudian hilangkan satu-dua kata dalam kalimat lagu dan lantas minta si kecil menebak kata yang hilang. Semakin besar usia anak, semakin banyak kata yang dapat Anda hilangkan.
Memperagakan Tindakan
(Anak usia 2,5 tahun ke atas)
Bernyanyilah untuk si kecil. Gunakan lagu yang dikenalnya. Pada kata kerja yang ada pada lagu, Anda tak perlu menyanyikan melainkan memperagakannya. Minta si kecil menyebutkan apa yang Anda peragakan.
TIPS BAGI ORANG TUA DAN ANAK
Memasukkan anak ke taman kanak-kanak adalah proses awal penyesuaiannya dengan pendidikan formal. Di situ anak belajar banyak hal seperti bersosialisasi, berinteraksi, berdisiplin, belajar mengalah, berbagi, juga pengetahuan-pengetahuan yang mungkin tidak didapat anak di rumah.
Nah, bila dia terlalu sering "cuti", akibatnya tentu kehilangan banyak kesempatan belajar. Sering "cuti" pun dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan buat anak. Sedikit-sedikit ia jadi gampang memutuskan tidak mau "sekolah".
Sebaiknya, kita harus punya kebijaksanaan sendiri apakah anak harus "cuti" dari "sekolah" atau tidak. Bila memang anak tak terlalu diperlukan dalam kegiatan kita, sebaiknya dia tetap "bersekolah" supaya tidak kehilangan hal-hal penting dalam proses perkembangan pendidikannya. Misal, menjadwalkan wisata berhari-hari ke luar
ALASAN TEPAT
Tidak masuk "sekolah" boleh saja, asalkan dengan alasan yang sangat penting. Misal, mengunjungi kakek/nenek yang sedang sakit, atau ada kerabat yang melangsungkan pernikahan di luar
Hindari alasan yang tidak penting, contohnya karena orangtua sedang tidak punya waktu mengantar anak. Alasan yang dicari-cari jelas merugikan; si kecil jadi kehilangan kesempatan untuk menerima banyak hal positif di "sekolahnya" pada hari itu. Selain juga kehilangan biaya yang sudah kita keluarkan yang mungkin jumlahnya cukup besar.
Kalau alasannya penting, jangan lupa jelaskan di mana letak pentingnya. "Nak, Tante Tuti dan Om Ari akan menikah di rumah Oma, jadi kita harus ke
Sebaiknya tidak menggunakan kata "bolos" ketika meminta anak untuk tidak masuk "sekolah". Kata "bolos" bernada negatif dan identik dengan kemalasan. Jadi, gunakanlah kata yang lebih halus yang konotasinya lebih positif, seperti "tidak hadir," "cuti," atau "izin".
Bila memungkinkan, ajak anak untuk minta izin gurunya terlebih dahulu. Dengan begitu, anak melihat bahwa "cuti" tak boleh dilakukan sembarangan melainkan harus dengan seizin guru. Contoh, "Adek, besok dan lusa kita minta izin tidak masuk sekolah ke Bu guru ya.
Dengan kata yang lebih halus ini, persepsinya pun jadi lebih positif. Biasanya guru pun akan berpesan, "Kamu boleh kok tidak 'sekolah', tapi jangan terlalu sering ya!" misal. Nah, perkataan tersebut menjadi peringatan bahwa ia tidak diizinkan untuk sering-sering minta cuti.
BOSAN ATAU MALAS
Sebenarnya kita bisa meyakinkan anak bahwa banyak hal menyenangkan yang bisa ia lakukan di "sekolah". Bertemu teman, bermain perosotan, ayunan, jungkat-jungkit, bernyanyi bersama, mewarnai, bermain pasel adalah beberapa di antaranya. Dengan bujukan-bujukan halus biasanya anak mau ke "sekolah".
Namun memang, bila anak sedang bad mood berat sangat sulit membujuknya. Bila demikian, sesekali boleh saja kita mengizinkan anak tidak "sekolah" karena mungkin ia sedang ingin bermain di rumah. Beritahukan hal yang sebenarnya kepada guru di "sekolah" bahwa anak kita sedang bad mood.
Akan tetapi, bukan berarti kita harus selalu meluluskan permintaan anak. Yang harus kita lakukan, selain membujuk, adalah mencari tahu penyebab mengapa anak sering tidak mau "sekolah". Apakah memang karena malas, bosan, atau ada hal tertentu di "sekolah" yang membuatnya enggan.
Bila hanya karena malas, biasanya dengan sedikit bujukan anak akan luluh tetapi bila ada satu hal di kelas akan sangat sulit membujuknya. Umpama, mungkin anak sering dijahili oleh teman-temannya. Bila demikian, kita harus meyakinkan bahwa dia harus berani menghadapi keadaan, "Kamu harus berani, tidak boleh takut, biar saja kamu dibilang gendut tapi
Bila kita membangun rasa percaya dirinya dengan baik, maka rasa "pede" anak pun akan terbangun secara perlahan sehingga ia tak takut bila dijahili temannya. Bila anak kembali enggan "sekolah" karena temannya masih suka meledeknya, cobalah lakukan kerja sama dengan para guru agar anak-anak lain tidak mengejek.
Atau mungkin anak ingin ditemani ayah atau ibunya ke "sekolah". Mungkin dia melihat banyak temannya yang ditemani oleh orangtua masing-masing. Bila demikian, cobalah sesekali menemani anak ke "sekolah", izin setengah atau sehari dari kantor bisa kita lakukan. Nah, saat menemani anak cobalah buat ia gembira. Misal, dengan mengatakan kalau ia adalah anak yang baik kepada gurunya. Tidak sebaliknya malah bilang kalau anak kita penakut karena "sekolah" harus ditemani. "Indri anak berani kok. Mungkin dia ingin menunjukkan siapa mamanya. Jadi, meminta saya untuk menemaninya ke 'sekolah'," misalnya diucapkan di depan anak.
Bisa juga keengganan anak ber"sekolah" disebabkan fasilitas atau metode pengajaran yang membuat anak bosan. Ruangan yang panas, area bermain yang sempit, Mainan yang apa adanya, juga metode pembelajaran yang tidak memerhatikan tingkat perkembangan anak, sehingga membuatnya bosan. Bila demikian, cobalah cari jalan terbaik, umpama, dengan memindahkan anak ke "sekolah" yang memang cocok untuk anak, dari sarana hingga metode pembelajarannya.
"SEKOLAH" di Perjalanan
Meskipun anak tidak hadir di "sekolah", sebaiknya kita tetap memberikan pendidikan ke anak. Hal ini bisa kita lakukan di dalam perjalanan maupun di tempat tujuan bila memang ada kesempatan. Banyak hal positif yang bisa diberikan.
Pendidikan dalam Perjalanan
Banyak pengetahuan yang bisa kita berikan ke anak di dalam perjalanan. Bila kita menggunakan mobil, kita bisa menggunakan bangunan bersejarah, tanda lalu lintas, binatang, gunung, pohon, atau apa pun yang dilihat anak sebagai sarana pendidikan. "Lihat, itu adalah bangunan bersejarah, namanya Museum Gajah." Atau saat melihat gunung, "Adek itu gunung Merapi, itu lo yang pernah meletus. Kalau sedang meletus gunung itu akan mengeluarkan lahar dari puncaknya."
Bila kita menggunakan kereta api, pesawat terbang, atau kapal laut, kita juga bisa memberikan informasi pengetahuan ke anak. Umpama, kereta api itu jalannya di rel yang sangat panjang, pesawat terbang harus punya sayap biar bisa terbang tinggi, atau menjelaskan kalau sebagian besar bumi kita adalah laut saat berada di atas kapal laut. Inti dari semuanya adalah memperkaya pengetahuan anak dengan memberikan informasi yang berkaitan dengan lingkungan luarnya yang jarang ditemuinya.
Pendidikan di Tempat Tujuan
Saat berada di tempat tujuan, di rumah nenek misalnya, kita pun bisa memberikan berbagai jenis pendidikan lain ke anak. Kita bisa mengajaknya mengembangkan kemampuan bersosialisasinya lewat perkenalan dengan saudara sepupunya, mengenalkan pohon keluarga dengan mengenalkan anggota keluarga, mendidik anak untuk lebih dekat dengan alam lewat lingkungan perkampungan yang sangat asri, dan sebagainya. Selain pengetahuan dan kemampuan anak bertambah, dia pun akan lebih senang menjalani kesehariannya.
Materi "Sekolah"
Tak salah bila kita menyisipkan materi-materi "sekolah" di dalam perjalanan atau di tempat tujuan. Contoh, di "sekolah" anak sedang diajarkan menggambar, nah kita bisa membawa buku gambar, bila ada kesempatan kita bisa meminta anak untuk menggambar dan mewarnai. Nah, bila saat izin gurunya berpesan agar anak menceritakan perjalanannya sekembalinya ke "sekolah", kita bisa mengajak anak untuk mengamati apa saja yang ditemukannya dalam perjalanan, apa saja yang dilakukannya di rumah nenek, dan sebagainya. Dengan begitu, meskipun anak izin dari "sekolah", dia tetap tidak ketinggalan materi "sekolah"nya. Tentu, kita harus melakukannya sambil bermain, tak perlu dipaksakan bila anak tak mau melakukannya.
TIPS BAGI ORANG TUA DAN ANAK
Memilih Sekolah Untuk Anak
Oleh : Ibu Musyayaroh, S.Pd Guru Kelas 5, SDI AL-MUFIDAHBila mendekati tahun ajaran baru, para orangtua biasanya mulai sibuk mencari sekolah dasar untuk anak sebagai sarana untuk menuntut ilmu dan untuk meraih cita-cita di masa depannya. Karena itu pastilah setiap orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya, mereka berusaha agar anak dapat belajar dan mendapat pendidikan disekolah yang bermutu.
Namun sekarang tidak sulit untuk mencari,karena sudah banyak sekolah yang mengembangkan kurikulum dan dan kwalitasnya, selain karena banyaknya persaingan juga disesuaikan dengan kebutuhan anak yang semakin banyak untuk menunjang pengetahuan dan wawasannya. Walaupun begitu orang tua tetap harus cermat dan teliti agar sekolah yang menjadi pilihan itu benar-benar baik untuk anak.
Beberapa faktor-faktor yang juga harus diperhatikan orang tua dalam memilih sekolah antara lain:
1. Kurikulum
Saat ini sudah banyak sekolah-sekolah yang menambah kurikulum selain yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan, kurikulum yang sudah ada itu biasanya ditambah dengan pelajaran bahasa asing dan komputer yang sekarang umum terdapat disekolah-sekolah dasar. Hal ini juga menjadi nilai tambah bagi sekolah karena dengan belajar bahasa asing sejak dini (Inggris atau mandarin yang umum dipelajari) maka orang tua berharap anaknya dapat mengerti arti dan percakapan dalam bahasa asing. Selain itu adanya pelajaran komputer juga menjadi pilihan agar anak dapat mengerti tekhnologi dan kemajuan.
2. Guru-guru / para pengajar
orang tua juga harus mengetahui bagaimana kwalitas para pendidik disekolah itu, apakah berpengalaman, tetapi saat ini sudah banyak guru yang lulusan sarjana pendidikan sehingga mereka juga mempunyai kemampuan untuk mengajar lebih baik. Selain itu guru berkepribadian baik, profesionalisme dan dapat berkomunikasi yang baik dengan anak juga menjadi pilihan karena nantinya para guru-guru itu yang mengajar dan mendidik anak disekolah.
3. Sarana dan prasarana yang ada disekolah
Dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap dan baik disekolah juga akan memperlancar kegiatan belajar anak sehingga dapat mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan anak.
4. Kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler seperti: Les sempoa, komputer, melukis, berenang dan lainnya juga menjadi penunjang disamping pelajaran sekolah yang sudah ada, karena berguna untuk menambah kreatifitas anak.
5. Lingkungan sekolah
Sekolah yang berada disekitar lingkungan yang baik dan aman akan memberikan kenyamanan pada anak dalam kegiatan belajar, oleh sebab itu faktor lingkungan juga harus menjadi pertimbangan para orang tua dalam memilih sekolah.
6. Memiliki reputasi dan nama baik
Dengan reputasi dan nama baik sekolah yang terjaga maka makin banyak orang tua yang akan memilih sekolah itu karena mengetahui kwalitas guru dan para lulusannya yang berhasil mendapat nilai-nilai yang baik untuk dapat melanjutkan pendidikannya di sekolah pilihan.
Selamat memilih sekolah, semoga hal-hal yang tertulis diatas dapat menjadi tambahan pertimbangan para orang tua dalam memilih sekolah yang baik untuk anak.
TIPS BAGI ORANG TUA DAN ANAK
Anak Malas Sekolah
Oleh : Ibu Musyayaroh, S.Pd
Guru Kelas 5, SDI AL-MUFIDAH
WASPADAI jika anak yang biasa rajin ke sekolah, tiba-tiba enggan berangkat. Menyelidiki apa yang terjadi, merupakan langkah terbaik yang harus dilakukan orangtua.
Mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah adalah awal paling penting bagi anak-anak. Seperti aktivitas rutin yang dimulai dari bangun tidur, sarapan pagi, mempersiapkan buku, hingga berangkat sekolah.
Kegiatan rutin di pagi hari tersebut tidak akan menjadi beban bagi orangtua jika si anak menjalaninya dengan senang hati dan gembira. Sebaliknya, orangtua akan bingung jika tiba-tiba anak enggan bangun pagi, menolak sarapan, ataupun malas mengenakan seragam untuk sekolah.
Jika biasanya anak bersemangat bercerita tentang aktivitas di sekolah, tapi belakangan tiba-tiba sering melamun dan bermalas-malasan, seperti malas mengerjakan PR, belajar sampai-sampai malas berangkat ke sekolah, orangtua sebaiknya jangan langsung memarahi atau menghukum anak. Orangtua harus jeli dan bijak mencari penyebab anak berperilaku demikian. Sebab, jika tidak jeli, bisa saja anak akan semakin membenci sekolah dan bahkan trauma.
Seperti penelitian yang dilakukan seorang dokter anak dari Pediatric Medical Associates di Pennsylvania, Jeremy Lichtman MD yang mengungkap banyak hal penyebab anak tiba-tiba malas sekolah. Seperti alasan terlalu banyak tugas seperti pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan di rumah, lingkungan sekolah yang tidak nyaman, bahkan anak tidak percaya diri ketika berada di sekolah.
"PR memang tugas sekolah yang harus dikerjakan di rumah. Tetapi jika terlalu banyak, bisa-bisa membuat si kecil terbebani," kata Jeremy Lichtman.
Menurut Jeremy, orangtua harus aktif mengetahui tugas-tugas apa saja yang diberikan guru pada anak. Periksalah tenggang waktu penyerahan tugas yang ditentukan guru. Bantulah anak dalam mengerjakan PR, namun bukan berarti orangtua yang mengerjakannya.
"Biarkan si kecil yang mengerjakan sendiri PR-nya, tugas orangtua hanyalah membimbing dan mengoreksi apakah yang dikerjakannya sudah benar," tambah Jeremy.
Faktor lain yang perlu diwaspadai ketika anak malas berangkat ke sekolah adalah lingkungan sekolah yang tidak nyaman.
Dalam penelitian Jeremy, faktor itu biasanya disebabkan karena anak sering dijahili teman-temannya, bahkan bisa jadi dimintai uang.
"Kejadian seperti ini merupakan sesuatu yang sering didengar dan harus betul-betul diwaspadai orangtua agar anak tidak menjadi penakut atau bahkan trauma karenanya," ujar Jeremy.
Saat menghadapi hal seperti itu, Jeremy menyarankan agar orangtua segera mengambil tindakan. Tindakan itu bisa dengan menghubungi kepala sekolah dan ceritakan keluhan yang dihadapi si kecil saat sekolah. Mintalah kepala sekolah untuk menyelesaikannya dengan baik.
"Jika ternyata hal itu tidak juga bisa diatasi, jangan segan memindahkan anak ke sekolah yang bisa menjamin keamanan si kecil. Yang penting anak tidak menjadi korban," katanya lagi.
Penyebab lainnya, anak memiliki rasa rendah diri dan sulit bergaul dengan teman seusia. Hal itu membuat anak benar-benar tidak tertarik berangkat ke sekolah, karena di benaknya, sudah tertanam bahwa di sekolah dirinya tidak akan memiliki teman.
"Katakan pada anak bahwa dia sudah lebih beruntung dibandingkan dengan temantemannya yang cacat ataupun kurang mampu," tuturnya.
Penasihat dari Department of Counseling and Counseling Psychology, Auburn University Leah Davies, M Ed mengatakan, fobia sekolah atau dikenal juga Didaskaleinophobia adalah bentuk kecemasan yang tinggi terhadap sekolah yang biasanya disertai berbagai keluhan yang tidak pernah muncul atau hilang ketika berangkat sekolah sudah lewat atau pada hari libur.
"Anak yang mengalami fobia sekolah biasanya merasakan tidak aman, sensitif, dan sering kali tidak tahu bagaimana harus menghadapi emosi yang mereka rasakan," ujar Leah menulis di berbagai jurnal pendidikan di Amerika Serikat.
Dia menuturkan, fobia sekolah dapat dialami oleh setiap anak hingga usia 14-15 tahun, saat mulai bersekolah di sekolah baru atau menghadapi lingkungan baru. Atau, ketika menghadapi suatu pengalaman yang tidak menyenangkan di sekolahnya.
Sabtu, 20 Maret 2010
TIPS BAGI ORANG TUA DAN ANAK
Oleh : Ibu Musyayaroh, S.Pd
Guru Kelas 5, SDI AL-MUFIDAH
TERNYATA menyiapkan si anak masuk sekolah bukan persoalan mudah. Tak semudah mengembalikkan telapak tangan. Ternyata menyiapkan anak masuk sekolah tak hanya berhenti pada menyiapkan biaya dan berbagai keperluan lain. Ternyata menyiapkan anak masuk sekolah tak berhenti hanya pada mengatakan "ya" pada keinginan si anak untuk sekolah. Masih ada hal lain yang mesti diperhatikan sebelum anak dibiarkan masuk sekolah. Bahkan hal lain ini menjadi hal paling penting yang tak semestinya ditinggalkan atau dianggap remeh.
Berikut ini kami berikan beberapa poin yang bisa dijadikan pegangan untuk menyiapkan anak-anak Anda untuk masuk ke sebuah sekolah. Ke sebuah lingkungan pendidikan yang baru. Tapi poin-poin ini bukan kata akhir. Anda masih harus membuka mata dan telinga terhadap berbagai unsur atau informasi yang berguna untuk kelancaran dan kelangsungan pendidikan anak Anda.
Biarkan anak berbicara.
Anda ingin anak Anda berhasil? Jangan memaksakan kehendak Anda. Anda ingin anak Anda bisa menikmati semua proses pendidikan di sekolah. Jangan menekan anak Anda untuk mengikuti keinginan Anda. Benar bahwa Anda ingin mencari sekolah favorit. Sekolah yang mahal. Tapi keinginan Anda itu tak akan berguna jika anak Anda tak suka. Apa artinya sebuah sekolah yang mahal tapi ternyata anak Anda tak enjoy? Bukankah yang menempuh pendidikan adalah anak Anda dan bukan Anda. Jadi, biarkan anak Anda memilih sekolah yang ia tahu dan rasa bisa membantunya mengaktualisasikan diri, bisa mengembangkan diri. Sikap semacam itu bisa membuatnya bisa lebih senang mengikuti proses yang ada di sekolah.
Mengunjungi sekolah.
Poin berikut yang mesti Anda perhatikan adalah atmosfer sekolah. Ingat, situasi atau iklim sekolah turut berpengaruh terhadap kesuksesan belajar sang anak. Bukankah Anda tak mau memasukkan anak Anda ke sekolah yang iklimnya tak bagus? Itu berarti, sebelum Anda menjatuhkan pilihan Anda pada sebuah sekolah, Anda harus tahu lebih dulu situasi dan iklim sekolah itu. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah mengunjungi sekolah itu bagus untuk pendidikan anak Anda, Anda bisa langsung menjelaskan atau menunjukkan letak ruangan, peralatan sekolah atau juga guru-gurunya. Ini menjadi langkah awal yang baik supaya anak Anda tidak kaget, kagok dan bingung menghadapi situasi yang serbabaru.
Membahas apa yang dirasakan anak.
Setelah menentukan sekolah mana yang cocok, Anda pasti (atau mungkin) mengantarnya pada hari pertama sekolah. Dalam perjalanan ke sekolah itu, sebaiknya Anda mulai dengan pembicaraan ringan seputar sekolah. Seperti menguraikan tentang pengalaman baru yang akan dilaluinya. Dengan mengenali perasaannya sendiri, anak akan merasa lebih siap menghadapi atau menjalani situasi baru yang bakal segera dialaminya. Anda dapat menenangkan perasaannya dengan memberikan perhatian penuh dan mendengarkan apa yang ia ungkapkan. Anda sebaiknya juga membahas apa yang dirasakan anak. Dengarkan keluh kesahnya. Berikan jawaban sederhana yang membangun motivasi agar memiliki gambaran positif tentang sekolah.
Memberikan penguatan.
Anda kemudian dapat memberikan penguatan (encouragement), jika ternyata anak Anda takut, gugup dan bingung, bahwa semua yang dirasakannya itu sangat wajar pada tahap awal. Bahwa semua orang akan mengalami hal itu. Bahwa semua orang pasti punya kekagetan, kebingungan dan kegugupan yang sama. Lalu Anda bisa memberanikan anak Anda untuk menghadapinya dengan mengatakan bahwa Anda menyayanginya dan mendukungnya. Anda bisa juga mengatakan bahwa Anda akan berada di sisinya ketika ia membutuhkan Anda, sekalipun tidak duduk di sebelahnya di dalam kelas. Anda bisa juga mengajaknya berdoa agar ia memiliki keberanian.
Jangan cemas.
Sebagai orangtua Anda harus bersikap santai dan berpikir positif dalam menghadapi anak Anda yang akan mulai memasuki dunia sekolah yang baru. Ini menjadi hal yang penting Anda ketahui karena seringkali justru orangtua yang lebih cemas dalam menghadapi kondisi semacam itu. Jangan memperlihatkan kecemasan dan kegelisahan semacam itu akan menurunkan rasa percaya dirinya. Bukankah anak Anda bisa mengeluh, "Kalau orangtua saya bisa gelisah seperti ini, berarti ada hal yang tak beres." Sebaiknya berikan si kecil dorongan semangat. Tak ada salahnya Anda mulai dengan joke ringan yang menghibur agar anak Anda menjadi lebih terhibur.
Latih anak mengurus kebutuhan sendiri.
Sebelum sekolah, anak sebaiknya sudah mampu mengurus kebutuhan dasar untuk dirinya sendiri. Misalnya, bisa makan sendiri tanpa bantuan, atau anak bisa memberitahukan kepada Anda jika ia lapar, haus, atau ingin buang air (kecil atau besar). Jika perlu, seminggu atau sepuluh hari sebelum sekolah dimulai Anda sudah mengatur jadwal untuk anak Anda. Misalnya, atur jadwal kapan anak Anda tidur, kapan bangun dan kapan bekerja. Ingat, pendidikan dan bimbingan dari orangtua adalah elemen paling penting dalam membangun sebuah karakter yang kuat.
Latih anak untuk mendengar.
Masuk sekolah sama dengan masuk dalam iklim yang baru. Bisa sangat lain daripada yang sebelumnya. Dan iklim yang baru itu sedikit banyak mempengaruhi kemampuan anak, antara lain kemampuan berbicara atau mengutarakan pendapat dan gagasan. Sebagai antisipasi atau latihan awal, Anda bisa mengajarkannya bagaimana harus mendengarkan orang lain. Latihlah anak Anda untuk mendengarkan pembicaraan orang lain serta bagaimana menanggapinya dengan baik. Setelah itu, latih kemampuan berbicaranya. Latih sesering mungkin. Sebaiknya gunakan bahasa yang
TIPS BAGI ORANG TUA DAN ANAK
Tips Memilih Sekolah Terbaik Buat Anak
Oleh. Ibu Musyayaroh
Guru Kelas 5, SDI AL-MUFIDAH
Banyak pilihan sekolah yang ada saat ini mulai dari sekolah milik negeri, sekolah berbasis agama, sekolah internasional atau sekolah dengan pola khusus seperti sekolah alam.Tapi Anda harus cermat untuk memilih sekolah mana yang bagus untuk si kecil, karena sekolah juga menentukan masa depan dan perilakunya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih sekolah TK dan SD yang baik untuk anak. Yang terpenting dalam sekolah tersebut terdapat sentral bermain anak untuk mengembangkan 5 hal penting, yaitu spiritual, emosional, jasmani, intelektual, dan sosialnya, yang dikemas dalam kegiatan belajar mengajarnya.
Dalam memilih sekolah sebaiknya pilihlah sekolah yang tertib, teratur dan bersih, karena lingkungan sekitar sekolah juga mempengaruhi proses belajar mengajar anak-anak.
Lingkungan yang tidak kondusif bisa merusak konsentrasi anak ketika sedang belajar. Serta pastikan bahwa sekolah tersebut mempunyai visi dan misi yang tidak melanggar Undang-Undang Pendidikan.
Selain lingkungan serta visi dan misi sekolah tersebut, hal yang penting untuk diperhatikan adalah guru-guru dari sekolah tersebut.
Untuk guru TK sebaiknya telah mendapatkan pendidikan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sedangkan untuk sekolah dasar sebaiknya memiliki pendidikan minimal S1 dan untuk guru kelas 1,2, dan 3 yang mengajar semua mata pelajaran sebaiknya juga mendapatkan pendidikan PAUD
Beberapa tips memilih sekolah yang baik untuk anak:
• Untuk memilih sekolah dasar bisa dilihat dari output yang dihasilkan. Seperti berapa banyak lulusan sekolah dasar tersebut yang bisa masuk ke SMP unggulan. Karena banyaknya lulusan yang bisa masuk sekolah unggulan berarti sekolah tersebut mempunyai sistem pembelajaran yang bagus.
• Untuk memilih taman kanak-kanak pilihlah TK yang mempunyai sistem belajar yang baik dalam hal belajar menulis, membaca dan sosial.
• Sebelum masuk taman kanak-kanak tidak ada salahnya memasukkan anak anda ke PAUD. Karena di PAUD anak Anda bisa belajar bersosialisasi dengan teman-temannya, diajarkan bernyanyi, menulis dan membaca. Dan PAUD memberikan kegiatan yang positif untuk anak.
• Anak-anak SD sebaiknya diberikan kegiatan intra, ekstra dan co-kurikuler yang seimbang, sehingga didapatkan kemampuan intelektual dan sosial yang seimbang.
• Sedangkan untuk TK pilihlah TK dengan metode bermain sambil belajar dibandingkan dengan program belajar secara klasik.
Untuk memilih sekolah TK dan SD, pilihlah sekolah yang memiliki jarak tidak terlalu jauh dengan rumah, sehingga anak masih mempunyai waktu yang cukup untuk berkumpul dengan keluarga, dan bermain dengan orang tua, untuk orang tua yang sibuk pastikan bahwa pengasuh anak kita mempunyai pendidikan yang baik
Yang tak kalah penting dibutuhkan kerjasama yang baik antara guru di sekolah dengan orang tua dirumah dan juga dengan pengasuhnya. Tujuannya agar apa yang sudah diajarkan di sekolah bisa tetap dilanjutkan dirumah, sehingga anak bisa memiliki intelektual, emosional, spiritual, jasmani dan sosial yang bagus
Jumat, 19 Maret 2010
TIPS MENGAJAR ANAK DAN REMAJA
Memanfaatkan cara otak belajar
Oleh : Musyayaroh, S.Pd
Guru Kelas V, SD AL-MUFIDAH
Mengetahui bagaimana otak bekerja memberi kesempatan kepada pendidik untuk membuat lingkungan belajar yang bisa memberi tingkat keberhasilan belajar yang tinggi bagi murid. Dengan memanfaatkan prinsip pembelajaran berdasarkan cara kerja otak berikut ini, bisa meningkatkan hasil murid di kelas.
1. Murid-murid punya
2. 50% adalah pelajar visual (penglihatan), mereka lebih menyukai dan mengerti gambar-gambar, grafik, dan tulisan di buku dibandingkan dengan ceramah.
3. 30% adalah pelajar kinestetik (perabaan, gerakan), mereka lebih membutuhkan aktivitas yang berdasarkan perabaan dan pergerakan.
4. 20% adalah pelajar auditori (suara/pendengaran), mereka belajar dengan baik ketika mereka berbicara tentang apa yang mereka pelajari
5. Otak bekerja lebih baik saat berada pada keadaan emosi yang positif. Murid harus merasa aman secara fisik dan emosi sebelum otaknya siap untuk belajar. Guru bisa membuat situasi lingkungan belajar yang positif dengan memberi dorongan dan pujian pada usaha –usaha yang dilakukan murid.
6. Otak belajar informasi baru melalui modul-modul kecil. Penelitian tentang otak menyatakan bahwa anak-anak usia antara 5-13 tahun belajar paling baik saat mereka diberi informasi 2-4 modul. Anak-anak usia 14 ke atas bisa belajar sampai dengan 7 modul pada saat yang sama. Guru harus merencanakan batasan ini dan mengajarkan materi dalam bentuk modul-modul kecil.
7. Otak juga bekerja menurut jadwal waktu tertentu. Anak-anak usia 5-13 tahun belajar paling baik dengan penambahan waktu 5-10 menit. Anak usia 14 tahun ke atas belajar dengan peningkatan waktu sampai dengan 10-20 menit. Kadang-kadang, guru bisa menambahkan batasan waktu ini melalui bantuan yang positif.
8. Anak-anak belajar dengan baik jika materi baru diajari lebih dulu dan materi sebelumnya diulang saat akhir pelajaran
9. Sangat baik bagi guru untuk mengajar pada unit-unit yang pendek (1-2 bagian pada satu waktu) dan kemudian memberi waktu aktivitas bagi murid. Murid memerlukan waktu untuk mempraktekkan keahlian yang mereka pelajari.
10. Murid memerlukan sedikit waktu untuk mengistirahatkan otaknya terhadap tugas tertentu. Memberi waktu bebas antara satu pelajaran ke pelajaran lain bisa meningkatkan fokus murid. Sebagai contoh, memberi murid waktu untuk berdiri dan meregangkan otot, mengobrol sekitar 2 menit, dan lain-lain. Otak akan lebih siap untuk tugas dan menyimpan informasi.
11. Membiarkan murid untuk minum air putih selama waktu belajar. Penelitian menunjukkan bahwa kekurangan cairan menyebabkan kadar garam yang lebih tinggi di dalam darah yang bisa meningkatkan tekanan dalam darah dan ketegangan. Kekurangan cairan juga menyebabkan berkurangnya perhatian. Idealnya murid harus minum 6-8 gelas air sehari supaya cukup cairan tubuh.
12. Ambil kesempatan saat energi murid sedang tinggi.
13. Menyediakan ruang pribadi yang cukup untuk murid. Lebih banyak ruang pribadi mengurangi ketegangan pelajar.
14. Sediakan waktu saat akhir pelajaran untuk berpikir dan berdiskusi tentang topik yang dipelajari. Mengerti topik tidak harus langsung saat diajarkan, tapi bisa terjadi nanti. Memanfaatkan waktu dan pengulangan sangat penting pada lingkungan belajar.