Sabtu, 16 Mei 2009

tips menghadapi ujian


Oleh : Ibu Musyayaroh, S.Pd
SDI AL-MUFIDAH, Surabaya
Langkah Tepat Menyambut Ujian



Anda mesti menghadapi test untuk masuk ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi
atau naik ke kelas lebih tinggi? Jangan panik, tetapi jangan pula menganggapnya
sebagai sesuatu yang remeh.

Ketika kita keliru memanfaatkan waktu yang tersedia untuk mempersiapkan ujian,
maka tujuan akhir dari ujian bisa tak tercapai. Anda gagal naik ke kelas yang
lebih tinggi, atau Anda tidak diterima di lembaga pendidikan formal ataupun non
formal yang Anda impikan. Untuk itu, beberapa catatan berikut ini bisa Anda
jadikan bahan rujukan:

1. Berusahalah untuk mempelajari materi dari awal hingga akhir. Pasalnya, akan
lebih mudah untuk mengetahui dan menyimpan memori materi pelajaran dengan jalan
yang lebih terorganisasi.

2. Berusalah untuk tidak mempelajari materi baru pada malam hari sebelum ujian
berjalan. Pasalnya, seharusnya Anda terus membangun sebuah keyakinan dengan
penguatan pada apa yang sudah Anda ketahui. Cara ini akan jauh lebih baik
daripada mengambil risiko, berupa membangun ketakutan Anda sendiri lantaran
berkonsentrasi menghafal atau mempelajari sesuatu yang tidak Anda ketahui
sebelumnya.

3. Jangan menjejali diri dengan terlalu banyak bahan atau memforsir diri pada
malam menjelang ujian berlangsung. Pasalnya, waktu yang sangat pendek tidak akan
bisa memaksakan masuknya memori atas apa yang mestinya Anda pahami dalam jangka
waktu yang panjang. Pemaksaan diri seperti itu justru bisa menimbulkan kepanikan
dan sangat mungkin membuat Anda "blank" pada saat ujian berjalan.

4. Cobalah memulai sesuatu sebaik mungkin dengan cara membedah pelajaran Anda ke
dalam kelompok kecil yang sederhana. Lantas, periksa, baca dan ulangi sesering
mungkin. Untuk itu, buatlah inisial sesuai tema materi pelajaran, kira-kira
seminggu sebelum ujian. Hal tersebut akan sangat membantu Anda untuk
mendiskripsikan struktur materi pelajaran. Dari cara ini, akan ketahuan, di mana
letak kesulitan pada materi tertentu serta seluruh jumlah yang harus di-cover
hingga ujian tiba. Buatlah sebuah rencana untuk membuat Anda menguasali semua
isi yang sulit tersebut. Ini bisa dimulai dengan mempelajari materi yang sangat
susah bagi Anda, di hari-hari awal Anda mempersiapkan ujian. Pada awal setiap
pereode belajar, buatlah ulasan atau bahasan kembali atas materi yang Anda
perdalam pada pereode belajar sebelumnya.

Cobalah belajar untuk melatih memory Anda. Pasalnya, pemahaman yang sesungguhnya
tidaklah datang manakala kita menyerapnya sebagai bahan informasi. Akan tetapi,
pemahaman itu akan terukur manakala kita dituntut untuk menjelaskannya. Ujian
membutuhkan tulisan atau gambaran yang sama dari informasi yang kita ketahui.
Karenanya, harus ada proses belajar yang lebih fekus kepada upaya: menjawab
pertanyaan, mengatasi persoalan, menulis essai, mendefinisikan sesuatu,
membeberkan, dan mengaplikasikan terminologi, dan bekerja sesuai waktu yang
tersedia untuk ujian.

belajar yang menyenangkan


Oleh : Ibu Musyayaroh, S.Pd
SDI AL-MUFIDAH
Tips pendidikan anak



Kiat Menghadapi Kebosanan Pada Anak

Lihatlah kamar Lala, gadis kecil yang umurnya belum genap tujuh tahun. Semua
bentuk mainan, boleh dibilang, ada di kamar berukuran lega dan dingin ber-AC itu.

Kendati demikian, Lala belakangan ini kerap mengeluh bosan, meski sebagian
mainan barunya belum terjamah. Keluhan itu muncul lantaran kedua orangtua Lala
nyaris tak memberi perhatian pada anak bungsunya itu. Maklum, mereka berdua
adalah pengusaha sukses dengan segudang kegiatan.

Bisa jadi, kedua orangtua Lala bakal menyesal manakala membaca pernyataan
psikiater anak Dr Brian Yeo di harian The Straits Time, beberapa waktu lalu.
Jika anak Anda mengatakan kepada Anda bahwa mereka merasa bosan, tutur Brian,
itu artinya mereka menginginkan Anda lebih banyak meluangkan waktu untuk mereka.
Jika sudah begitu, kata Brian, "Jangan dorong mereka untuk melakukan aktivitas
lain yang tidak membantu memperpendek jarak hubungaan Anda."

Untuk mendeteksi rasa bosan pada anak, bisa dilihat dari pola perilaku mereka.
Akibat bosan, sebagian anak akan menjadi diam atau menutup diri. Akan tetapi,
sebagian lainnya menjadi ribut, kasar atau manja. Guna mengatasi masalah
tersebut, perlu kesabaran dari pihak orangtua. Berkenaan dengan itu, menurut
Brian, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan sebagai orangtua tatkala anak
Anda merasa atau kelihatan bosan:

1. Bantulah anak Anda untuk memiliki jadwal kegiatan.

Jadwal kegiatan merupakan salah satu cara untuk membuat anak merasa aman dengan
membuat mereka mengikuti suatu rutinitas. Jadwal ini harus memasukkan beberapa
agenda penting bagi anak. Misalnya, kapan mereka harus mengerjakan pekerjaan
rumahnya dan kapan mereka bisa bermain serta bergaul dengan teman-temannya.

2. Buatlah jaringan dengan orang tua lain yang menghadapi masalah serupa.

Anda bisa mengorganisasikan acara anak Anda dengan anak-anak lain yang punya
masalah sama menjadi suatu kelompok. Hal tersebut akan memudahkan cara
penyelesaian masalah sebagai akibat tukar pengalaman diantara anak dan orangtua.

3. Luangkan waktu bersama dan lakukan komunikasi.

Bukalah komunikasi yang efektif dengan anak Anda. Dengarkanlah keluhannya dengan
baik. Lantas, luangkan lebih banyak waktu Anda bersama anak-anak. Misalnya,
jalan-jalan di sekitar kompleks perumahan atau kegiatan lain yang lebih variatif
sifatnya.

Dengan komunikasi dan kedekatan Anda dengan anak, mereka akan percaya dan tidak
takut untuk menceritakan ketakutan atau kebosanan mereka kepada Anda.

Belajar di rumah menyenangkan


Oleh : Ibu Musyayaroh, S.Pd
SDI AL-Mufidah, Surabaya
"Tips Pendidikan anak"



Jika Harus Belajar di Rumah

Istilah belajar di rumah, bagi sebagian besar orang Indonesia, selalu diartikan
sebagai mengerjakan PR. Artinya, sebagian besar waktu anak-anak itu sebenarnya
tetap saja di sekolah. Sedangkan waktu belajar di rumah hanya merupakan
pelengkap saja.

Akan tetapi di beberapa negara maju, sekolah di rumah sudah merupakan salah satu
alternatif yang jamak. Nah, jika suatu ketika nanti mereka mesti belajar di
rumah, maka ada 10 tips yang akan menjawab pertanyaan Anda.

1. Baca

Jangan membaca buku terlalu banyak untuk mengajar anak Anda. Anda akan menjadi
bingung dan berpikir bahwa Anda tidak dapat melakukannya. Sebaliknya, bacalah
beberapa buku dan banyak buku tentang sejarah, filsafat, agama, biologi,
psikologi, literatur dan topik yang lain. Jika Anda tidak tahu dimana harus
memulai, pergilah ke perpustakaan dan lihatlah buku anak-anak dengan subyek yang
Anda senangi. Buku anak-anak akan memberi Anda sebuah sisi dengan penjelasan
yang mudah, yang disediakan untuk proses belajar.

2. Bersikaplah Santai

Anda tidak punya sekolah di dalam rumah, tetapi Anda adalah tempat belajar di
rumah Oleh karena itu, tanamkan dalam diri Anda untuk suatu ide. Di sekolah,
Anda duduk di sebuah ruangan, dengan buku catatan selama enam jam sehari selama
ibu guru mengajar tentang sejarah, biologi, aljabar dan bahasa asing. Jika Anda
belajar sendiri, Anda bisa duduk di sofa ketika mengerjakan suatu pekerjaan,
apakah itu membaca buku, menulis paper, dan sebagainya.

3. Ciptakan Program yang Cocok

Orang suka mempelajari sesuatu dengan tiga cara, yaitu kinestetik (memegang),
audit (mendengar) dan visual (membaca). Anak-anak belajar melalui inderanya,
walupun secara fisik mereka kurang bisa melakukannya. Alat yang dapat digunakan
untuk visual adalah buku, kartu, dan peta. Untuk audit, alat yang digunakan
adalah penjelasan verbal, kaset video, CD, atau lagu yang mendidik. Sedangkan
untuk kinestetik, cobalah jogging, bertaman, atau puzzle.

4. Cobalah Banyak Bahan

Anda tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mengajar anak di rumah.Pendidikan
dapat diajarkan dimana dan kapan saja, misalnya selama menghabiskan hari lebaran,
liburan akhir tahun, pergi jalan-jalan sekeluarga, menonton televisi, dan
sebagainya. Yang pasti, Anda seharusnya punya pegangan pada suatu program.
Selain itu, Anda harus merasakan apakah sistem ini cocok untuk anak-anak atau
tidak.

5. Tulislah Alasan Anda

Anda harus ingat kenapa Anda memilih untuk menyuruh anak Anda berada di rumah,
sementara orang tua lain menyuruh anak-anaknya masuk ke sekolah. Tujuan
pendidikan harus terfokus pada hasilnya.

6. Kadangkala Tidak Menyenangkan

Tidak semua menyenangkan di dunia ini. Hidup seharusnya menyenangkan tetapi
kadang kala Anda harus merasakan jatuh untuk kemudian merasakan senang. Jika
Anda dapat mengajar dengan menyenangkan tetapi anak Anda tetap menggerutu,
terangkan bahwa hal itu perlu mereka lalui. Pasalnya, menjadi seorang yang
pintar harus melalui hal yang menyebalkan. Hal ini mengajarkan kepada anak-anak
untuk belajar sebelum mereka memasuki masa dewasa.

7. Beri Waktu

Terkadang, masa setahun pendidikan dari Anda tidak akan mengubah anak Anda,
walaupun Anda berpanduan pada banyak buku. Tetapi dalam setahun itu pula, Anda
dapat merasakan apakah pendidikan yang Anda berikan berhasil atau tidak, baik
untuk Anda maupun anak Anda. Sukses dapat diartikan sebagai hubungan yang lebih
dekat antara orang tua dan anak dan kadang, bakat anak dapat tercium pada saat
itu.

8. Lakukan Studi

Dalam suatu proses pembelajaran, setiap keluarga bekerja sesuai batas
kemampuannya. Jadi apapun keputusan Anda, aturlah tujuan pendidikan untuk
kelompok belajar dengan kemampuan yang spesifik. Cobalah cari waktu untuk
mengeksplor subyek yang anda pilih dan cobalah buat dalam bentuk yang mudah.

9. Nilailah Kemampuan Mental dan Akademik

Buatlah daftar dari kemampuan anak Anda untuk mengetahui dari awal apakah kasih
sayang yang Anda berikan padanya cukup atau tidak. Hal tersebut dapat menolong
anak Anda untuk bisa mengatur dirinya di kemudian hari.

10. Nikmatilah Hidup Anda

Siapa bilang bahwa sekolah hanya untuk anak saja? Tidak ada batasan untuk Anda
dan anak Anda belajar ketika Anda bebas untuk menerapkan sistem pendidikan di
rumah Anda.

Menumbuhkan minat membaca


Oleh : Ibu Musyayaroh
SDI AL-Mufidah, Surabaya
"Konsep PTK"


Bagaimana Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini?

Membaca itu seperti membuka jendela dunia. Semakin banyak kita membaca, akan
semakin banyak yang kita ketahui mengenai dunia ini.

Banyak hal menarik di luar apa yang kita hadapi sehari-hari dapat kita temukan
melalui bacaan. Melalui buku, koran, majalah, maupun internet. Namun, sungguh
kenyataan yang menyedihkan, tingkat membaca anak-anak sampai orang dewasa di
Indonesia masih sangat rendah sebagaimana dibuktikan lewat berbagai riset.

Sebenarnya, membaca bisa ditumbuhkan menjadi suatu kebiasaan jika dilatih sejak
masih anak-anak. Untuk menjadi seorang pembaca, anak-anak perlu kaya pengalaman
berkenaan dengan bahasa sejak dini. Ketika kita bicara, bernyanyi, membacakan
untuk mereka, atau bermain dengan mereka, hal ini akan menjadi landasan mereka
dalam membaca kemudian hari.

Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan proses
belajar membaca sejak bayi :

· Bayi mendengar suara kita dan berusaha menirukannya

· Dalam 18 bulan, bayi dapat merasakan kata-kata yang biasa didengarnya dan
suatu saat mungkin menggunakannya

· Setelah berumur lebih dari dua tahun, mereka mulai berbicara dengan kalimat.
Pada saat ini, jika kepada anak-anak ini dibacakan sesuatu, kosakatanya akan
semakin bertambah

· Pada umur tiga atau empat tahun, jika kepada anak-anak ini diberikan suatu
kata dan dituliskan, mereka akan mulai mengenali tulisan serta mulai paham
kaitan antara ucapan dengan tulisan tersebut.

Pada tahap ini, anak-anak perlu terus diberi pelajaran untuk menambah kosakata,
mengenali kalimat-kalimat yang lebih kompleks, dan pemahaman mendasar tentang
lingkungannya.

Selanjutnya, untuk memperkuat dasar membaca dan menulis, anak-anak juga perlu
kemampuan berbicara dan mendengarkan. Ketika kita dan orang-orang lain di
sekitarnya mendorong dan memberi kesempatan anak-anak ini untuk berbicara,
bertanya, dan berekspresi, ini akan meningkatkan kosakata, kemampuan mereka
mendengarkan, menyusun kalimat, dan menambah pengetahuan mereka dalam berbicara
serta menulis.

Ada tiga wilayah kemampuan yang membentuk dasar-dasar kemampuan membaca anak-anak,
yaitu:

· Kemampuan memahami penulisan, misalnya paham cara membaca buku (dari atas ke
bawah, dari kiri ke kanan)

· Kemampuan memahami bahasa, yaitu paham bagaimana bahasa bekerja dan berarti
sesuatu

· Mengawali belajar membuat tulisan, misalnya belajar menuliskan hal-hal yang
paling dikenali oleh anak-anak ini, contohnya menuliskan namanya sendiri

Anak-anak membangun kemampuan ini melalui pengalaman-pengalamannya dalam
mengenali bahasa, tulisan, dan buku. Pengalaman ini didapatnya melalui permainan,
mendengarkan, dan aktivitasnya sehari-hari. Dari sinilah mereka mengembangkan
kosakata dan kemampuan membaca, mendengarkan, berbicara, serta menulis.
Membacakan buku cerita, memperdengarkan musik, dan permainan menyusun kata, akan
sangat membantu anak-anak kita mengembangkan kemampuan di atas.

Nah, mari kita biasakan anak-anak suka membaca sejak dini.

Meningkatkan prestasi siswa


Oleh : Ibu Musyayaroh, S.Pd
SDI AL-MUFIDAH, Surabaya
"Tips Pendidikan anak"



Konsep Metode Belajar Mandiri (MBM) untuk Meningkatkan Prestasi Siswa

Ada beragam cara untuk meningkatkan prestasi siswa di kelas.

Akan tetapi, apa yang dilakukan guru SD Negeri Kecila 2 Kecamatan Kemranjen,
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Durori layak untuk dijadikan rujukan. Guru
teladan ini menyusun sebuah konsep yang diberi nama MBM (Metode Belajar Mandiri).
Dalam konsep MBM itu, terdapat 13 pola belajar mengajar yang dilakukan sebagai
berikut:

Pertama, Buletin Selamat Pagi yang intinya para siswa akan saling berlomba
datang lebih awal atas dasar kesadaran bukan paksaan.

Kedua, Papan Absen Mandiri. Para siswa akan mengabsen dirinya sendiri kapan dia
datang dan apa yang kemudian mereka lakukan. Papan Absen Mandiri ini mengajarkan
siswa untuk berlatih disiplin dan jujur karena para guru tidak perlu melakukan
absensi di dalam kelas.

Ketiga, Uji Cakap Mandiri. Siswa yang datang lebih awal, akan memberikan
pertanyaan kepada siswa yang datang setelahnya. Jika siswa yang ditanya tersebut
bisa menjawab, ia akan memberikan pertanyaan kepada siswa yang datang selanjut
begitu seterusnya.

Keempat, Papan Jadwal Mandiri. Siswa membuat jadwal kegiatan dan jadwal kerja
sendiri. Pola sangat sederhana tetapi siswa akan merasa lebih bertanggung jawab
karena dalam jadwal kegiatan tersebut, teman-teman mereka sendiri yang akan
memberikan penilaian.

Kelima, Kantong Peraga. Kantong peraga ini akan memudahkan para siswa dan guru
dalam transformasi ilmu.

Keenam, Lembar Jawab Berkomik. Maksudnya agar siswa lebih tertarik, padahal
lembara jawab berkomik itu sebenarnya tidak lebih dari guntingan-guntingan koran
bekas yang ditempel di kertas bekas ujian yang diberi tulisan kata-kata tentang
susatu hal yang akan disampaikan.

Ketujuh, Kotak Pos Mandiri. Terbuat dari bekas kotak rokok yang kemudian diisi
sendiri oleh para siswa dengan berbagai soal atau jawaban kemudian ditukarkan
kepada siswa lainnya.

Kedelapan, Pohon Ilmu. Semua hasil ulangan dan ujian akan dipajang di pohon ilmu
dengan harapan akan terjadi persaingan sehat antar-siswa karena siswa yang
memperoleh nilai jelek akan merasa malu.

Kesembilan, Dokter Matematika. Siswa yang memperoleh nilai ulangan atau ujian
bagus akan diminta membuat resep bagaimana dia belajar dan bagaimana dia
menjawab soal yang diberikan guru. Sedang siswa yang memperoleh nilai kurang
akan menjadi pasien dan akan minta arahan dari siswa yang nilainya bagus.
Umumnya, murid cenderung malu atau takut bertanya kepada guru tetapi kepada
teman sebaya mereka akan leluasa.

Kesepuluh, Kotak Permainan yang berisi bermacam-macam permainan untuk melatih
ketangkasan.

Kesebelas, Bank Soal. Soal-soal ujian dan ulangan yang sudah diberikan akan
dikumpulkkan oleh siswa di dalam kotak Bank Soal yang dibuat oleh siswa sendiri,
kotak tersebut juga terbuat dari kotak bekas bungkus rokok.

Kedua belas, Tugasku Tanggung Jawabku. Murid tidak akan terbebani karena mereka
memilih sendiri sehingga mereka akan merasa tugas yang diberikan adalah tanggung
jawab mereka.

Ketiga belas, Bimbingan Belajar yaitu diberikan oleh guru untuk mengarahkan agar
siswa berbudi luhur dan berilmu.

"Untuk awal-awal, biaya pembuatan alat peraga dan pola MBM saya sisihkan dari
gaji saya. Banyak guru di kelas lain yang tidak mendukung karena selain merasa
terbebani, mereka juga tidak mau susah-susah. Tetapi pola MBM yang diterapkan di
kelas enam, ternyata berdampak positif. Para siswa lebih semangat belajar bahkan
berlomba untuk datang lebih awal," kata Durori. Siapa menyusul?

Langkah-langkah anak untuk gemar membaca

Oleh : Herdi Samito, SE  
SDI AL-MUFIDAH, Surabaya
"Tips Agar Anak Cepat Membaca"

Terkadang, para orangtua hanya bisa ribut manakala anaknya tidak bisa segera
membaca.

Ketika tahu bahwa sang anak harus sudah bisa membaca, dia menyalahkan sang guru.
Apa sih yang dilakukan guru di sekolah? Mereka kan sudah dibayar?

Atau, beberapa orangtua lain justru mengambil langkah pintas. Mereka memarahi
anaknya. Lantas, sang anak diminta untuk membaca dengan metode yang keliru.
Buntutnya, anak menjadi kian malas untuk belajar membaca. Nah, catatan tentang
cara membantu anak untuk belajar membaca berikut ini agaknya layak untuk
dijadikan bahan pertimbangan.
1. Ajarkan kalimat yang benar-benar sudah diketahui artinya. Susunlah kalimat
tersebut sehingga tidak asing artinya bagi anak. Lantas sebutlah satu persatu
kata dan huruf yang ada di depan sang anak.
2. Ajaklah dia menyimak beberapa potong kata, ucapkan satu persatu.
3. Baca ulang seluruh kalimat yang tersusun tersebut.

Cara tersebut perlu dikombinasikan dengan strategi berikut ini:
1. Klarifikasi. Baca ulang atau diskusikan kata atau inti permasalahan dalam
kalimat yang hingga beberapa kali pertemuan belum dipahaminya.
2. Prediksi. Buatlah semacam skenario kepada anak Anda tentang berbagai
kemungkinan yang akan terjadi manakala memberikan pelajaran membaca tertentu
pada waktu-waktu tetentu.
3. Pertanyaan. Setelah selesai memberikan bahan bacaan, berikan pertanyaan
kepada anak untuk dicoba dijawabnya.(nur hidayat/educationcentral.org)

Menjadikan anak ahli matematika

Oleh : Herdi Samito, SE  
SDI AL - MUFIDAH, Surabaya
"Tips and trik Pendidikan anak"


Alangkah bahagianya orang tua bisa
melihat anaknya ahli dalam setiap pelajaran. Yang menjadi masalah bagi anak-anak
Indonesia biasanya, tidak menyukai pelajaran-pelajaran yang dianggapnya sulit,
misalnya matematika.

Biasanya, orang tua akan mengkursuskan anaknya, untuk orang tua yang mampu. Akan
tetapi, Anda sendiri sebenarnya bisa memaksimalkan kemampuan matematika anak-anak
Anda. Bagaimana caranya? Berikut ini tips bagi Anda yang dirangkai dari berbagai
sumber.

1. Pastikan Anak anda mengetahui konsep matematika yang ia pelajari.

Jika anak Anda tidak mengetahui dasar dari matematika, maka anak Anda hanya akan
mempeelajari matematika dengan hafalan. Padahal, matematika yang dihafal itu
tidaklah ada artinya. Anda dapat memberitahukan dasar-dasar matematika pada
mereka, sehingga mereka akan mudah memahami soal-soal yang sulit apabila mereka
mengetahui dasarnya.

2. Bantulah mereka dengan menyertakan fakta-fakta.

Penguasaan fakta dasar berarti bahwa anak dapat menjawab pertanyaan kurang dari
tiga detik. Rumus praktis dapat Anda anjurkan pada anak Anda agar memperoleh
respon yang cepat. Apabila anak Anda belum juga bisa memahami berilah contoh
yang nyata. Misalnya, menghitung perkalian dengan memisalkan keramik yang ada
pada lantai Anda.

3. Ajarkan pada anak Anda menulis angka-angka dengan teliti.

Duapuluh lima persen kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika
ditemukan oleh pengajar adalah kesalahan yang dikarenakan ketidaktelitian sang
anak dalam menulis angka-angka. Perbaiki ketelitian anak Anda dalam menulis dan
mengolah angka-angka dengan cara meneliti ulang apa latihan yang dia kerjakan.

4. Sediakan kebutuhan, yang digunakan anak Anda untuk belajar matematika, dengan
cepat.

Matematika adalah sebuah subjek yang semuanya dibangun dari apa yang sebelumnya
telah dipelajari. Seabagai contoh, kegagalan dalam mengetahui dasar masalah
perhitungan persen biasanya disebabkan oleh sang anak tidak menguasai masalah
desimal.

5. Tunjukkan bagaimana cara menyelesaikan masalah pekerjaan rumahnya

Mengerjakan tugas matematika mempertajam ilmu yang didapat dari sekolah untuk
dipelajari di rumah. Ajarkan pada mereka untuk memulai mengerjakan tugas
tersebut, dengan membuka buku atau mengulang pelajaran dan contoh-contoh yang
telah diberikan oleh guru mereka lewat pelajaran sebelumnya disekolah. Jika
kurang jelas, jelaskan padanya sampai ia bisa mengerti.

6. Dorong mereka untuk mengerjakan soal lain.

Jika guru hanya memberikan soal-soal tertentu saja, berilah pada anak Anda
contoh soal yang lain. Ingat, semakin anak Anda banyak berlatih makin semakin
cepat mereka membentuk kemampuan dan kepercayaan diri mereka.

7. Jelaskan bagaimana cara menyelesaikan masalah soal cerita.

Matematika mempunyai ekspresi, untuk belajar memecahkan masalah, Anda harus
memecahkan masalah. Ajarkan pada anak Anda membaca soal cerita berkali-kali.
Juga, suruhlah dia untuk menggambarkannya dalam bentuk soal matematika atau
diagram.

8. Bantulah anak Anda mempelajari tata bahasa matematika.

Mereka tidak akan dapat matematika secara nyata, tidak pula mempelajari konsep
yang lebih menantang tanpa mengetahui tata bahasanya. Periksalah bahwa anak Anda
dapat menemukan dan mengikuti masalah yang baru atau bab baru. Jika tidak,
ajarkan padanya untuk menggunakan model atau contoh dan masalah yang sederhana
terlebih dahulu.

9. Ajarkan pada mereka untuk mengerjakan metematika “di luar kepala"

Anak-anak kecil harus banyak menyelesaikan masalah perhitungan dengan
menggunakan pensil dan kertas. Ketika membantu anak Anda menyelesaikan sebuah
soal, bantulah mereka dengan mendiktekannya tanpa harus menuliskannya, sehingga
anak akan berlatih menulis matematika sesuai apa yang dibayangkan.

10. Jadikanlah matematika bagian dalam hidup anak Anda.

Matematika akan lebih berarti ketika anak Anda melihat bagaimana pentingnya
matematika dalam kehidupan ini, dan dapat dilihat dimana-mana. Dorong mereka
menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, tanyakan
pada mereka jarak suatu tumbuhan baru ke suatu titik tertentu.