Sabtu, 16 Mei 2009

Meningkatkan prestasi siswa


Oleh : Ibu Musyayaroh, S.Pd
SDI AL-MUFIDAH, Surabaya
"Tips Pendidikan anak"



Konsep Metode Belajar Mandiri (MBM) untuk Meningkatkan Prestasi Siswa

Ada beragam cara untuk meningkatkan prestasi siswa di kelas.

Akan tetapi, apa yang dilakukan guru SD Negeri Kecila 2 Kecamatan Kemranjen,
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Durori layak untuk dijadikan rujukan. Guru
teladan ini menyusun sebuah konsep yang diberi nama MBM (Metode Belajar Mandiri).
Dalam konsep MBM itu, terdapat 13 pola belajar mengajar yang dilakukan sebagai
berikut:

Pertama, Buletin Selamat Pagi yang intinya para siswa akan saling berlomba
datang lebih awal atas dasar kesadaran bukan paksaan.

Kedua, Papan Absen Mandiri. Para siswa akan mengabsen dirinya sendiri kapan dia
datang dan apa yang kemudian mereka lakukan. Papan Absen Mandiri ini mengajarkan
siswa untuk berlatih disiplin dan jujur karena para guru tidak perlu melakukan
absensi di dalam kelas.

Ketiga, Uji Cakap Mandiri. Siswa yang datang lebih awal, akan memberikan
pertanyaan kepada siswa yang datang setelahnya. Jika siswa yang ditanya tersebut
bisa menjawab, ia akan memberikan pertanyaan kepada siswa yang datang selanjut
begitu seterusnya.

Keempat, Papan Jadwal Mandiri. Siswa membuat jadwal kegiatan dan jadwal kerja
sendiri. Pola sangat sederhana tetapi siswa akan merasa lebih bertanggung jawab
karena dalam jadwal kegiatan tersebut, teman-teman mereka sendiri yang akan
memberikan penilaian.

Kelima, Kantong Peraga. Kantong peraga ini akan memudahkan para siswa dan guru
dalam transformasi ilmu.

Keenam, Lembar Jawab Berkomik. Maksudnya agar siswa lebih tertarik, padahal
lembara jawab berkomik itu sebenarnya tidak lebih dari guntingan-guntingan koran
bekas yang ditempel di kertas bekas ujian yang diberi tulisan kata-kata tentang
susatu hal yang akan disampaikan.

Ketujuh, Kotak Pos Mandiri. Terbuat dari bekas kotak rokok yang kemudian diisi
sendiri oleh para siswa dengan berbagai soal atau jawaban kemudian ditukarkan
kepada siswa lainnya.

Kedelapan, Pohon Ilmu. Semua hasil ulangan dan ujian akan dipajang di pohon ilmu
dengan harapan akan terjadi persaingan sehat antar-siswa karena siswa yang
memperoleh nilai jelek akan merasa malu.

Kesembilan, Dokter Matematika. Siswa yang memperoleh nilai ulangan atau ujian
bagus akan diminta membuat resep bagaimana dia belajar dan bagaimana dia
menjawab soal yang diberikan guru. Sedang siswa yang memperoleh nilai kurang
akan menjadi pasien dan akan minta arahan dari siswa yang nilainya bagus.
Umumnya, murid cenderung malu atau takut bertanya kepada guru tetapi kepada
teman sebaya mereka akan leluasa.

Kesepuluh, Kotak Permainan yang berisi bermacam-macam permainan untuk melatih
ketangkasan.

Kesebelas, Bank Soal. Soal-soal ujian dan ulangan yang sudah diberikan akan
dikumpulkkan oleh siswa di dalam kotak Bank Soal yang dibuat oleh siswa sendiri,
kotak tersebut juga terbuat dari kotak bekas bungkus rokok.

Kedua belas, Tugasku Tanggung Jawabku. Murid tidak akan terbebani karena mereka
memilih sendiri sehingga mereka akan merasa tugas yang diberikan adalah tanggung
jawab mereka.

Ketiga belas, Bimbingan Belajar yaitu diberikan oleh guru untuk mengarahkan agar
siswa berbudi luhur dan berilmu.

"Untuk awal-awal, biaya pembuatan alat peraga dan pola MBM saya sisihkan dari
gaji saya. Banyak guru di kelas lain yang tidak mendukung karena selain merasa
terbebani, mereka juga tidak mau susah-susah. Tetapi pola MBM yang diterapkan di
kelas enam, ternyata berdampak positif. Para siswa lebih semangat belajar bahkan
berlomba untuk datang lebih awal," kata Durori. Siapa menyusul?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar